Kamis, 01 Desember 2016

Legenda Pulau Kemaro

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Kota Palembang merupakan kota tertua di Indonesia berumur setidaknya 1382 tahun jika berdasarkan prasasti Sriwijaya yang dikenal sebagai prasasti Kedudukan Bukit. Menurut Prasasti yang berangka tahun 16 Juni 682. Pada saat itu oleh penguasa Sriwijaya didirikan Wanua di daerah yang sekarang dikenal sebagai kota Palembang. Menurut topografinya, kota ini dikelilingi oleh air, bahkan terendam oleh air. Air tersebut bersumber baik dari sungai maupun rawa juga air hujan. Bahkan saat ini kota Palembang masih terdapat 52,24 % tanah yang yang tergenang oleh air (data Statistik 1990). Berkemungkinan karena kondisi inilah maka nenek moyang orang-orang kota ini menamakan kota ini sebagai Pa-lembang dalam bahasa melayu Pa atau Pe sebagai kata tunjuk suatu tempat atau keadaan, sedangkan lembang atau lembeng artinya tanah yang rendah, lembah akar yang membengkak karena lama terendam air (menurut kamus melayu), sedangkan menurut bahasa melayu-Palembang, lembang atau lembeng adalah genangan air. Jadi, kota Palembang adalah suatu tempat yang digenangi oleh air.
Sejarah kota Palembang sebagai pusat kerajaan Sriwijaya yang memiliki objek wisata disekitar sungai musi tentu akan memperkuat daya tarik kota Palembang sebagai tujuan wisata Internasional. Salah satu tempat wisata yang terkenal di kota Palembang adalah Sungai Musi. Sungai Musi merupakan sungai terpanjang dipulau Sumatera. Disekitar Sungai Musi terdapat sebuah pulau yang disebut Pulau Kemaro.
Pulau Kemaro merupakan sebuah delta kecil di Sungai Musi yang terletak sekitar 6 km dari Jembatan Ampera. Pulau Kemaro terletak didaerah industri yaitu diantara Pabrik Pupuk Sriwijaya, Pertamina Plaju, dan Sungai Gerong. Pulau Kemaro sudah diakui oleh masyarakat khususnya masyarakat kota Palembang.Konon, tempat wisata ini memiliki legenda yang masih belum diketahui oleh seluruhmasyarakat kota yang ada di Indonesia.
Terdorong dari pemikiran inilah, penulis mencoba untuk menyusun makalah yang mengenai legenda Pulau Kemaro secara ringkas dan praktis agar dapat dengan mudah dimengerti oleh pembaca. Meskipun penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Namun demikian penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat. Kritik dan saran sangat penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat ditarik perumusan masalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana kisah legenda Pulau Kemaro?
2.      Mengapa disebut masyarakat sebagai Pulau Kemaro?
3.      Apakah di legenda Pulau Kemaro memiliki suatu mitos?

C.    Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah
1.      Mengetahui tentang legenda Pulau Kemaro
2.      Mengetahui tentang bagaimana bisa disebut sebagai Pulau Kemaro
3.      Mengetahui tentang mitos yang ada di Pulau Kemaro






BAB II
PEMBAHASAN

A.                Legenda Pulau Kemaro
Konon dahulu kala, Bhumi Sriwijaya dipimpin oleh seorang raja yang adil dan bijaksana. Raja ini memiliki seorang putri yang cantik bernama Siti Fatimah. Banyak pemuda-pemudi tampan dari berbagai penjuru nusantara datang. Namun, tidak satupun yang bisa menaklukkan hati Siti Fatimah.
Pada suatu hari, datanglah sebuah kapal besar dari negeri Cina bersama dengan rombongan yang dipimpin seorang pangeran bernama Tan Bun An.
“Hmmm...haiya...Ini ternyata kerajaan Sriwijaya yang terkenal itu. Kotanya memang megah, penduduknya ramah-ramah dan makanan pempeknya enak sekali ma.” Kata sang pangeran.
“Pangeran Tam Bun An ingin langsung menemui putri Siti Fatimah?” Tanya sang nahkoda kapal.
“Iyalah. Owe kan jauh-jauh dari Cina ke Bhumi Sriwijaya ini karena tertarik oleh kecantikan sang putri Siti Fatimah, owe harus datang menemuinya secepat mungkin.” Kata pangeran Tan Bun An.
“Ayo pengawal kita langsung ke istana untuk menemui putri raja. Siapkan barongsai dan musik perkusi yang meriah untuk menarik hatrinya.” Kata sang nahkoda kapal.
            Lalu rombongan pangeran dari Cina ini masuk ke kota Sriwijaya dengan meriah. Di depan ada barongsai singadengan dua orang pembawa pangeran Tam Bun An dan sang nahkoda. Dibelakang nya terdapat sepuluh pengawal dengan barongsai naganya. Kemudian yang terakhir adalah rombongan yang membawa serta menabuh gendang dan perkusinya. Rombongan barongsai ini memainkan musik dan atraksinya tepat di depan istana raja Sriwijaya dan keramaian itu membuat Siti Fatimah tertarik untuk melihatnya.
“Dayang, ada apa gerangan diluar sana ? Seperti ada keramaian dan musik yang menarik.” Kata Putri
“Sepertinya ada rombongan penari barongsai tuan putri. Kabarnya sudah dua hari mereka berlabuh di dermaga yang dipimpin oleh pangeran tampan dari Cina.” Kata si dayang.
“Oh aku ingin sekali melihat atraksi mereka dayang. Mari kita ke pintu gerbang!”.
Putri Fatimah bersama dayang serta beberapa pengawal menonton pertunjukan barongsai sambil bertepuk tangan dengan senang nya.
“Wah tarian dan gerakan silat serta musik kalian begitu indah sekali. Dari manakah tuan gerangan?” Tanya sang putri.
“Haiya...Owe Tan Bun An dari negeri Cina ingin sekali bertemu dengan putri Siti Fatimah yang cantik jelita. Segala musik dan gerak tari serta gerakan kungfu yang tadi kami peragakan itu semuanya kami persembahkan untuk sang putri jelita”.
“Oh..terimakasih pangeran tampan. Kalau boleh saya tahu apakah maksud kedatangan pangeran kemari?” Tanya sang putri dengan pipi merah merona.
“Haiya... Owe datang kemari hanya untuk satu tujuan yaitu menemui sang putri Siti Fatimah yang kabarnya seperti bidadari. Ternyata kabar itu benar sekali, Owe malahan seperti melihat 7 bidadari dari kayangan, haiya...”.
            Sang pangeran merayu, membuat putri tambah malu-malu. Begitu banyak pangeran di Nusantara yang menyatakan rasa suka kepadanya, namun baru sekali ini hati putri Siti Fatimah menjadi bergelora oleh rasa cinta. Seperti sudah ada perasaan kenal yang lama, keduanya pun saling suka dan dalam tiga kali pertemuan mereka bertekad untuk menyatukan cinta.
            Lalu ada bangsawan istana yang pernah ditolak cintanya oleh Siti Fatimah iri hati dan memberitahukan ke raja tentang hal ini. Dia mengatakan bahwa sang pangeran ingin membawa putri ke negeri Cina.
“Cepat panggil pangeran Cina itu menghadap ku!” Kata raja Bhumi Sriwijaya.
“Hamba menghadap raja” Kata sang pangeran Cina
“Apa benar kau dan putriku Siti Fatimah saling mencinta?”
“Benar raja. Hamba benar-benar mencintai putri raja yang gagah perkasa”
“Anak muda, adat istiadat kita berbeda dan saya tidak bersedia anakku kau bawa ke negeri Cina!”
“Haiyaa.. Owe sudah belajar adat istiadat sini raja dan owe bersedia tinggal dan bekerja untuk berdagang di Bhumi Sriwijaya ini raja”
“Kalau begitu duduk. Baiklah kau boleh menjadi menantuku dengan syarat, kau memberikan mahar sejumlah 7 guci besar yang berisi emas untuk meminang putriku”
“Baiklah raja permintaan raja akan owe sampaikan”
            Lalu pangeran membuat surat yang dititipkan ke merpati pos yang terbang sampai ke istana orangtua nya di negeri Cina. Ayahanda sang pangeran mengirim surat balik dan menyatakan menyanggupinya. Lalu bangsawan Cina itu mengirimkan 7 buah guci yang berisi emas batangan. Akan tetapi agar tidak diincar oleh penjahat bajak laut dari Somalia, maka sang ayah si pangeran memerintahkan,
“Masukkan sayur-mayur di bagian paling atas guci-guci itu, supaya para bajak laut Somalia tidak tertarik merampok dan menguasai kapal kita”
“Perintah dilaksanakan tuan”
            Dan dua bulan kemudian, sampailah kapal beserta 7 guci itu ke Bhumi Sriwijaya. Pangeran dengan bahagia menyampaikan kabar tersebut kepada putri Siti Fatimah dan ayahanda nya.
“Haiya.. 7 guci kiriman ayahanda sudah datang tuanku. Mari kita ke kapaluntuk melihatnya”
“Mari para pengawal dan putri ku kita pergi kesana”
“Haiya...Itu guci ada 7 dan besar-besar sekali. Itu persembahan dari oangtua saya tuanku raja”
            Tetapi saat dia membuka ke 7 guci tersebut, dia melihat isinya hanya sayur-sayuran yang telah membusuk.
“Ha?... Kenapa orangtua ku tega berbuat seperti ini? Orangtua ku berjanji akan mengirimkan 7 guci berisi emas untuk meminang kekasihku, Siti Fatimah. Tapi mengapa yang dikirimkan hanyalah sayur-sayuran yang telah membusuk di dalam guci-guci ini? Maaf saya malu tuanku raja. Biarlah saya buang guci-guci ini ke Sungai Musi. Orangtua saya jahat sekali terhadap ku anak nya”
“Sudahlah kakanda. Janganlah berburuk sangka dengan ayahanda di Cina sana. Mungkin saja ada orang lain yang jahat menukar isinya dengan sayur-sayuran. Janganlah marah terhadap orangtua kakanda”
“Tidak bisa! Ini benar-benar kelewatan. Saya benci terhadap orangtua saya. Saya buang saja guci-guci bersayur busuk itu!”
Sang pangeran pun melempar guci-guci yang berat itu ke sungai.123456.... Dan saat guci ke 7 dia angkat, pangeran Tan Bun An sudah kecapaian. Lalu guci tersebut terlepas dan pecah dilantai kapal dan tampaklah diantara pecahan guci itu emas batangan yang berkilauan.
“Ha... Emas batangan?”
“Iya kakanda ternyata benar orangtua kakanda mengirimkan emas-emas batangan di guci-guci lainnya juga. Sayur-sayuran tadi hanya untuk mengelabui saja kakanda”
“Yasudahlah pangeran. Saya percaya akan niat baik orangtua mu. Biarlah guci-guci yang sudah jatuh ke Sungai Musi itu. Tanpa itu semua kau masih kuizinkan menikahi putriku”
“Tidak tuanku raja. Saya menyesal telah berburuk sangka terhadap orangtua saya di Cina sana. Saya telah durhaka memarahi mereka. Biarlah saya mengambil kembali semua emas-emas yang saya buang ke sungai itu.”
            Walaupun sudah berusaha dicegah oleh putri dan pengawal istana, pangeran Tan Bun An dan 2 pengawalnya tetap saja terjun ke Sungai Musi. Satu jam, dua jam, bahkan setengah hari pangeran Tan Bun An tidak muncul-muncul lagi.
“Kanda, saya sangat mencintai kakanda. Saya akan menyusul kakanda mencari emas itu. Bila saya tidak kembali dan muncul endapan tanah di tengah sungai ini, anggaplah itu tempat kami berdua memadu janji”
            Lalu tanpa diduga, si putri pun melompat ke Sungai Musi dan tidak muncul-muncul lagi. Bertahun-tahun kemudian, lambat laun muncullah endapan tanah di tempat kedua kekasih itu terjun di tengah Sungai Musi. Disana dibuatkan oleh penduduk setempat sebuah klenteng dan sebuah masjid tempat sembahyang yang setiap perayaan Cap Go Meh pulau itu dikunjungi warga Palembang.





B.     Disebut sebagai Pulau Kemaro
Pulau Kemaro terletak di daerah Sumatera Selatan tepatnya ditengah sungai musi yang membelah kota Palembang. Kemaro sendiri merupakan bahasa Palembang yang berarti kemarau. Menurut masyarakat Palembang, dinamakan Pulau Kemaro karena pulau ini tidak pernah digenangi oleh air. Walaupun volume air di Sungai Musi meningkat, Pulau Kemaro tetap saja kering. Karena keunikan inilah masyarakat sekitarnya menjuluki sebagai Pulau Kemaro.
Pulau Kemaro merupakan salah satu tujuan wisata jika berkunujung ke kota Palembang. Pulau Kemaro dapat ditempuh melalui perjalanan melintasi Sungai Musi dengan menggunakan perahu.

C.    Mitos yang ada di legenda Pulau Kemaro
Di Pulau Kemaro terdapat sebuah pohon yang disebut sebagai pohon cinta yang dilambangkan sebagai cinta sejati antara 2 bangsa dan 2 budaya yang berbeda pada zaman dahulu antara Siti Fatimah (Putri Kerajaan sriwijaya) dan Tan Bun An (Pangeran dari negeri Cina). Konon, jika ada pasangan yang mengukir nama mereka dipohon tersebut maka hubungan mereka akan berlanjut sampai jenjang pernikahan. Maka dari itu, pulau ini disebut juga sebagai pulau jodoh.






BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Jangan sekali-kali menganggap jelek pemberian orangtua kita dengan marah-marah dan mencaci makinya. Mungkin saja menurut kalian pemberian atau didikannya tidak cocok dengan yang kalian inginkan. Akan tetapi, pasti ada saja nilai kebaikan di dalamnya yang walaupun tidak langsung terlihat manfaat nya saat ini tetapi akan tampak bersinar terang-benderang pada waktunya nanti. Setiap orangtua pasti akan memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya.
B.     Saran
Penulis memberikan saran bahwa kita sebagai warga negara Indonesia hendaknya bangga tinggal di negara Indonesia, karena negara ini memiliki bermacam-macam legenda yang masih dilestarikan hingga saat ini.

C.    Manfaat dan amanat

Manfaat yang dapat penulis ambil dari legenda Pulau Kemaro  adalah
dapat mengetahui sejarah kota Palembang itu sendiri. Sedangkan amanat yang dapat penulis ambil adalah janganlah berburuk sangka terhadap oangtua kita sendiri karena orangtua itu harus kita hormati dan hargai.




Daftar Pustaka


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MODEL PEMBELAJARAN JARING LABA-LABA

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang             Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perke...